Sabtu, 28 April 2018

Orang yang enggan imunisasi tidak melulu karena agama


Imunisasi dikampanyekan secara luas sebagai salah satu cara agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu. Meski demikian, masih banyak orang yang tetap menolak imunisasi.

"Pertama, biasanya orang itu takut panas. Suhu tubuh mendadak panas setelah di-imunisasi. Padahal, itu reaksi normal," kata Vensya dalam acara Pekan Imunisasi Sedunia 2018 di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jakarta pada Rabu (25/4/2018).

Kedua, ada juga yang tidak mau imunisasi karena pihak keluarga tidak mengizinkan. Hal tersebut harus dicari seluk-beluknya, apa yang menyebabkan tidak diizinkan.

Ketiga, sibuk. Urusan pekerjaan bisa menjadi alasan tidak imunisasi. Saking sibuknya, mereka tidak punya waktu khusus mendatangi puskesmas atau rumah sakit.

"Bisa dilihat juga, apa dan di mana bekerja. Terlebih lagi bagi yang sudah punya anak. Mereka tidak sempat membawa anak untuk imunisasi," kata dia menambahkan.

Imunisasi bikin sering sakit

Vensya melanjutkan, ada beberapa orang juga yang tidak mau diimunisasi karena sering sakit. Mereka menganggap imunisasi seakan tidak berpengaruh karena tubuh tetap terkena penyakit.

Alasan terakhir adalah tidak tahu tempat imunisasi di sekitar area lingkungan tempat tinggal. Belum ada informasi terkait imunisasi.

"Untuk itu, perlu ada sosialisasi imunisasi dari dinas kesehatan atau pelayanan kesehatan setempat. Agar informasi kesehatan juga menyebar," ungkap Vensya melanjutkan.

Nyamuk benci bau bumbu masak ini, tahukah anda ?


Tahukah Anda, sereh tak hanya dimanfaatkan sebagai penyedap masakan saja. Bumbu berbau khas ini juga ampuh mengusir nyamuk.

Nah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan Jane Soepardi menjelaskan lebih dalam soal sereh.

"Sereh bisa ditanam di permukiman atau di sekitar rumah warga. Ini biar nyamuk tidak bisa datang. Mencegah nyamuk agar tidak menggigit juga," kata Jane.

Pemanfaatan sereh mengusir nyamuk juga bisa diterapkan dalam berbagai bentuk. Masyarakat bisa memotong-motong sereh, lalu menaruhnya di beberapa sudut rumah.

"Taruh di kolong meja atau di sudut-sudut rumah lain. Bisa juga ditaruh di dalam mobil (menghindari nyamuk masuk di mobil)," Jane menambahkan.

Aroma menyengat dari sereh berasal dari kandungan zat yang bernama citronella. Citronella inilah yang tidak disukai nyamuk.

Tak disangka, hal sepele ini turunkan gairah bercinta !


Banyak faktor yang mempengaruhi gairah bercinta pasangan. Sebaliknya, gairah bercinta malah redup karena hal-hal sepele.

Terlalu kenyang nyatanya bisa mengganggu performa Anda di atas ranjang loh. Jangan biarkan Anda dan pasangan makan terlalu banyak agar momen romantis yang sudah direncanakan tidak sampai terganggu.

Terlalu kenyang akan membuat wanita lebih mudah kehilangan gairah. Sebaiknya hindari makanan berat tinggi karbohidrat serta makanan manis dan berlemak. Kandungan di dalamnya akan membuat rasa seksi dan percaya diri akan menurun dan aktivitas ranjangpun terganggu.

Tapi jangan khawatir karena Anda bisa mengakali makan malam ini, Ladies. Yang pertama bisa kamu lakukan adalah mengatur jam makan malam. Jam 7 adalah pilihan terbaik sehingga ada waktu untuk menurunkan sisa makanan dan merasa lebih nyaman di aksi malam hari. Pilih menu yang tak mengandung karbohidrat tinggi.

Nah, itu tadi adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk tetap bisa on fire setelah makan malam romantis bersama suami. Semoga bermanfaat ya.

Kebiasaan orang Indonesia ini ternyata lebih baik loh !


Bagi sebagian besar orang Indonesia, membuka sepatu saat masuk ke dalam rumah adalah hal biasa. Sepatu-sepatu biasanya tetap berada di luar rumah.

Penelitian yang dilakukan di University of Arizona membuktikan, ada banyak efek buruk dari kebiasaan mengenakan sepatu di dalam rumah, seperti melansir Huffington Post, Rabu (25/4/2018) berikut ini:

Bakteri

Beberapa bakteri baik untuk kita, yang lainnya sangat merugikan. Studi dari University of Arizona tadi meneliti bakteri di sepatu.

Mereka menemukan, rata-rata ada 421 ribu bakteri yang menempel di bagian luar sepatu, yang terjadi dari sembilan jenis bakteri berbeda.

Beberapa bakteri jahat yang ditemukan di sepatu termasuk Escherichia coli, atau E. coli. Bakteri ini bisa menyebabkan infeksi usus, diare, dan dalam kasus yang cukup jarang, meningitis.

Bakteri lainnya adalah, Klebsiella pneumoniae, yang bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Lalu ada juga Serratia ficaria. Bakteri ini bisa menyebabkan infeksi respiratori (pernapasan).

Belum lagi, bakteri ini ternyata bisa menempel sampai berminggu-minggu di sepatu, ujar Kelly Renolds, PhD, pakar mikrobiologi dan profesor di University of Arizona.

1. Racun

Racun juga bisa menempel di sepatu. Sebuah studi di Battelle Memorial Institute, kelompok riset nirlaba menemukan, racun dari saat kamu merawat halaman, bisa dengan mudah menempel di sepatu.

Studi lain dari Baylor University menemukan orang-orang yang tinggal di dekat jalanan beraspal yang dilapisi dengan tar, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dari racun.

Racun-racun ini, bisa masuk ke dalam rumah dan menetap dalam wujud partikel debu. Partikel-partikel ini bisa dibawa masuk oleh sepatu kamu.

"Bayangkan air hujan di jalan," ujar Dr. Reynolds. Air hujan itu bisa mengandung gasolin dan zat kimia, yang bisa menempel ke sepatu, dan masuk ke rumah.

2. Tanah

"Tanah itu sendiri tidak berbahaya," ujar Dr. Reynolds, tapi tetap saja Anda harus menjauhkannya dari anak-anak kecil.

"Anak-anak sering memasukkan tangan mereka ke mulut, atau mengambil mainan dari lantai dan memasukkannya ke mulut," ujarnya lagi.

Dengan memastikan kamu melepas sepatu di luar rumah, lantai bisa terbebas dari tanah.

Orang gemuk juga bisa sehat, mitos atau fakta?


Akhir-akhir ini, berkembang pendapat bahwa orang degan berat badan berlebih alias obesitas pun tetap bisa hidup sehat. Dan, orang yang meyakininya pun semakin banyak.

Sebuah penelitian mengatakan, sekalipun Anda sehat, tapi memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, Anda tetap rentan terkena risiko masalah kesehatan yang serius.

Melansir Men's Health, Kamis (26/4/2018), penelitian ini dilakukan di Wake Forest Baptist Medical Center, Amerika Serikat. Studi ini diterbitkan di Journal of American College of Cardiology.

1. Hasil studi

Dalam studi tersebut, orang yang kelebihan berat badan 13,6 kilogram (kg) atau lebih, harus berpikir untuk mengurangi beratnya apabila tidak ingin ada masalah kesehatan serius di kemudian hari. Termasuk diabetes, penyakit jantung, dan stroke, sekalipun saat ini mereka tidak memiliki itu semua.

"Kebijaksanaan medis yang umum dilakukan adalah, beberapa orang yang mengalami obesitas tampaknya cukup sehat dan bebas dari risiko penyakit jantung. Jadi, mereka belum disarankan untuk menurunkan berat badan atau mengambil langkah lain untuk mencegah penyakit jantung di masa depan," kata asisten profesor ilmu kesehatan masyarakat di Wake Forest Baptist dan penulis utama studi ini, Morgana Mongraw-Chaffin, PhD.

2. Sindrom metabolik

Penelitian ini melibatkan 6.809 peserta dengan obesitas yang secara metabolik sehat atau metabolically healthy obesity (MHO). Peserta yang memiliki masalah penyakit kardiovaskular tidak dilibatkan.

Mereka mengikuti penelitian tersebut selama 12 tahun. Setiap dua tahun, para peserta menjalani evaluasi klinis. Hampir dari setengah peserta mengembangkan sindrom metabolik selama penelitian.

Menurut National Blood, Heart and Lung Institute, sindrom metabolik meningkatkan risiko mengembangkan semua jenis masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes, dan stroke.

Sebuah studi menemukan, 40 persen kanker memiliki kaitan dengan berat badan. Penelitian lain mengatakan, obesitas membunuh orang lebih banyak daripada rokok.